MEMBACA DAN MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN
Oleh Samson H
Ada berbagai pendapat tentang membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Jikalu pembaca sebagai orang yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus Kristus, cobalah renungkan sejenak, “seberapa pentingkah membaca Alkitab bagimu?” Untuk lebih jelas, saya mengubah pertanyaan ini demikian, “Apakah Tuhan menginginkan orang-orang yang ditebus oleh darah Kristus untuk membaca dan mempelajari perkataan dan perintah Tuhan?” Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tidak bisa bisa memakai imajinasi atau menjawab dengan sembarangan. Dibutuhkan penyelidikan Alkitab tentang apa yang Tuhan perintahkan dan ajarkan tentang FirmanNya. Oleh karena itu, Alkitab harus menjadi sumber yang harus diselidiki untuk mengetahuinya dan bukan pendapat manusia yang mengabaikan dan memberontak kepada Tuhan.
Satu pertanyaan penting berkaitan dengan pertanyaan di atas, sebagai orang percaya, darimanakah seseorang tahu bahwa percaya pada Yesus Kristus akan memperoleh keselamatan dan hidup kekal? Ini bukanlah pertanyaan sulit dan saya yakin pembaca pasti memiliki jawaban yang sama yaitu Alkitab. Alkitablah yang mencatat pengajaran dan pernyataan itu. Jikalau Alkitab merupakan sumber pengetahuan satu-satunya yang menjelaskan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, bukankah juga Alkitab harus menjadi sumber satu-satunya dalam mengetahui bagaimana seharusnya umat percaya hidup sebagai orang percaya?
Filsafat dunia ini tidak mengajarkan itu tetapi membencinya dan berusaha menjauhkan umat percaya untuk mempercayai Alkitab dan Kristus dengan memperkenalkan berbagai hiburan seperti televise, permainan dan lain-lain, sehingga umat percaya mengabaikan Tuhan dan FirmanNya. Ia berhasil merenggut hati orang yang mengklaim diri sebagai orang percaya dengan menghabiskan waktunya berjam-jam di depan televise, telepon seluler dan video game, tanpa terlintas dalam pikirannya untuk membaca dan merenungkan Firman Allah dan mendengarkan Tuhan berbicara melalui FirmanNya.
Masih ingatkah pertama kali engkau berkata “saya percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatku, dan menerimaNya masuk ke dalam hati saya. Ia menebus dan mengampuni saya dari segala dosa-dosa saya. Saya adalah anak Allah.” Mungkin kalimatnya tidak persis sama tetapi isi beritanya murid sperti itu. Biasanya orang yang menuntun seseorang untuk percaya pada Yesus Kristus, ia tidak hanya menuntunnya untuk berdoa pengampunann dosa tetapi juga mengingatkannya tentang tanggungjawab seorang percaya. Ia memberitahukan bahwa orang percaya harus Berdoa, Beribadah, Melayani dan Membaca Firman Tuhan. Empat hal inilah yang selalu ditekankan bagi setiap orang percaya baru.
Lalu apa yang terjadi kemudian setelah beberapa waktu menjadi orang percaya? Lambat laun niat dan keinginan menunaikan kewajiban sebagai orang percaya semakin hilang. Dengan berbagai alasan dan argumentasi mencoba membenarkan diri dengan berkata, “Banyak orang Kristen tidak membaca Alkitab! Bahkan anak pendeta, anak majelis dan anak penginjil yang saya kenal mereka tidak pernah baca Alkitab. Jika mereka tidak merasa perlu membaca Alkitab apalagi saya yang hanya orang awam. Gereja juga tidak pernah menekankan pembacaan Alkitab. Disamping itu saya sangat sibuk dan Tuhan juga pasti tahu saya tidak memiliki waktu untuk membaca Alkitab.” Ribuan alasan bisa dilontarkan manusia hanya agar tidak merasa bersalah karena gagal menunaikan kewajibannya sebagai orang Kristen.
Apakah berbagai alasan ini bisa membuat Tuhan memaklumi mereka yang mengklaim diri sebagai orang percaya? Tentu tidak! Tuhan ingin umat percaya menjadikanNya sebagai terutama dan terpenting dalam hidup dan tidak ada yang menggantikan hal itu. Keinginan menjadikan Kristus paling utama dalam hidup akan datang dengan sendirinya ketika orang itu sungguh-sungguh percaya pada Yesus. Roh Kudus akan memberi kerinduan dan keinginan itu untuk terus menerus memiliki persekutuan dengan Allah. Roh Kudus akan memberi kerinduan untuk mengetahui kehendak Tuhan dan FirmanNya. Keinginan seperti ini tidak dimiliki mereka yang berpura-pura sebagai orang percaya. Rasa haus akan kebenaran Firman Allah hanya dimiliki mereka yang memiliki iman dan percaya kepada Yesus Kristus. Inilah yang menjadi ujian bagi setiap orang percaya dan cobalah renungkan hal itu. Apakah hal itu sudah engaku miliki selama engkau mengklaim diri sebagai orang Kristen? Jika hal itu tidak engkau miliki, maka besar kemungkinan engkau bukanlah milik Kristus.
Hubungan orang percaya dengan Kristus bisa digambarkan seperti seorang anak kecil yang selalu ingin berbicara dan berkomunikasi dengan ayahnya. Ia ingin ayahnya mendengarkan segala sesuatu yang ia lakukan seharian. Ia merasa nyaman menyampaikan apa saja yang ia temukan seharian. Itu semua dilakukan karena ia yakin ayahnya mau mendengarnya dan sangat mencintainya. Di satu sisi sang ayah akan merindukan anaknya ada dipelukannya. Ia akan menceritakan apa saja yang dianggap berguna dan bermanfaat bagi si anak. Ia menasihati dan mengajari agar kelak menjadi seorang percaya pada Yesus, setia dan taat pada Tuhan. Segala hal ia sampaikan sedini mungkin untuk mempersiapkan anaknya. Ada komunikasi yang baik di antar si ayah dan anak.
Ilustrasi sederhana ini meskipun tidak sempurna dalam menggambarkan hubungan orang percaya dengan Tuhan, tetapi itu memberi gambaran bahwa seorang yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus akan selalu ingin berbicara kepada Tuhan dan mendengarkanNya berbicara. Lalu bagimana ia bisa mendengarkan Tuhan berbicara? Tentu Tuhan tidak lagi berbicara seperti di masa Perjanjian Lama melalui mimpi dan penglihatan. Cara seperti itu sudah berlalu karena sekarang umat percaya sudah memiliki Firman Allah yang lengkap dan sempurna, dan bukan seperti di masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Allah memakai mimpi dan penglihatan dalam menyampaikan maksud dan rencana Allah di masa itu karena mereka tidak memiliki Kitab Suci lengkap seperti yang dimiliki umat percaya sekarang ini.
Lalu bagaimana Allah menyatakan rencana dan kehendakNya bagi umat percaya? Tuhan memerintahkan umatNya untuk membaca dan mempelajari Firman Tuhan, yaitu Alkitab. Pembacaan ini menjadi sangat penting bagi setiap orang percaya. Dengan cara inilah Tuhan berbicara kepada setiap pengikutnya. Firman Tuhan memiliki kuasa untuk menuntun seseorang bagaimana hidup dengan benar dan kudus serta bertumbuh dalam Kristus. Firman Tuhan memiliki kuasa mengubah hati manusia yang rusak dan kotor. Manusia tidak bisa mengubah hati siapapun. Sang ayah tidak bisa mengubah hati anaknya. Hanya Tuhan yang bisa melakukan itu. FirmanNya memiliki kuasa untuk mengubah hati yang busuk dan bejat menjadi hati yang suci dan kudus serta memuliakn Allah.
Inilah nasihat dan perintah yang diberikan Tuhan kepada Yosua ketika ia harus melanjutkan kepemimpinan bagi Israel setelah Musa meninggal. Ia harus memimpin umat Israel yang suka memberontak dan tidak setia, untuk memasuki tanah Kanaan yang dijanjikan Allah kepada Abraham sebagai milik pusaka.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung (Yosua 1:8).
Ayat ini dengan jelas memberitahukan bahwa keberhasilan Yosua dalam memimpin umat Israel akan ditentukan oleh komitmen dan kesetiaannya dalam merenungkan Firman Allah. Tentu tidak hanya sekedar membaca dan merenungkannya tetapi dengan merenungkan Firman Allah ia akan mengetahui apa rencana dan kehendak Allah. Dengan Firman Allah ia akan memiliki hikmat dari Tuhan dalam mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak Allah dan memimpin Israel dengan benar.
Apa yang terjadi jikalau seorang percaya tidak membaca Alkitab dan merenungkannya? Ia akan melakukan apa yang menurutnya baik dan benar, namun mengabaikan apa yang baik dan benar di mata Tuhan. Ia akan melakukan apa yang menguntungkan baginya sekalipun merusak dan merugikan orang lain. Itulah sifat alami manusia, dan tidak perlu mendapatkan pendidikan tinggi untuk bisa melakukan berbagai kejahatan. Secara otomatis manusia memiliki potensi melakukan kejahatan apapun yang pernah terjadi di dunia ini. Tetapi Firman Tuhan membuat segala sesuatu berbeda dan berubah. Orang berdosa diselamatkan dan bertobat karena ia mendengarkan Firman Allah. Paulus menuliskan, “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Tuhan memakai FirmanNya untuk menyelamatkan orang-orang berdosa melalui berita keselamatan yang disampaikan dari mimbar gereja, penginjilan, traktat, siaran radio, siaran televisi dan banyak lagi. Firman Tuhan berkuasa!
Inilah nasihat yang ditulis Pemazmur bagi setiap orang yang membaca dan merenungkan Firman Allah siang dan malam.
1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 3Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mazmur 1:1-3).
Pemazmur memberitahukan bahwa keberhasilan dalam hidup dan apa yang dilakukan dalam hidup sangat ditentukan sejauh mana komitmen seseorang dalam merenungkan Firman Allah setiap harinya. Kenapa harus demikian? Karena dengan merenungkan Firman Allah setiap hari ia akan berhati-hati dalam bertindak dan melakukan setiap perbuatannya sesuai dengan kehendak Allah. Ia tidak akan melakukan apa yang bertentangan dengan Firman Allah. Tuhan akan memberkati mereka yang menyediakan waktu untuk bersekutu dan berbicara dengan Tuhan.
Jika engkau seorang percaya, kerinduan mulia yang diberikan Tuhan kepadamu adalah kerinduan hidup kudus. Inilah salah satu ciri orang yang telah memiliki keselamatan. Ia akan mencintai kekudusan sebagaimana Allah perintahkan. Ia ingin memelihara hidupnya dengan benar seperti yang diajarakan Alkitab. Seorang percaya akan mencintai apa yang dicintai Kristus dan membenci apa yang dibenci Kristus. Hal ini berlaku dalam segala aspek kehidupan, di rumah, sekolah, tempat kerja, kantor, dalam bisnis dan sebagainya.
Lalu Pemazmur kembali memberikan nasihat ini,
Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu (Mazmur 119:9).
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Mazmur 119:105).
Dengan merenungkan dan mengetahui Firman Allah, maka seorang percaya akan hidup dan berjalan di dunia ini sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia tidak akan menyimpang ke kiri dan ke kanan karena Firman Allah akan bertindak seperti kompas dalam hidupnya.
Ketika Paulus harus meninggalkan umat percaya di Melitus menuju Yerusalem di mana pada saat itu ia sudah mempersiapkan diri untuk ditangkap dan dipenjarakan oleh para musuh Kristus dan Injil, ia tahu bahwa ia tidak akan bisa bersama mereka lagi bahkan tidak mungkin akan ketemu kembali, ia memberikan nasihat yang menguatkan dan menghibur mereka. Ia menyerahkan mereka kepada Tuhan dan FirmanNya karena Tuhan dan FirmanNyalah yang memiliki kuasa untuk membangun dan menuntun umat percaya untuk hidup yang berkenan kepada Tuhan. Meskipun Paulus harus meninggalkan mereka dan tidak lagi bersamanya, ia tahu bahwa ia tidak berkuasa mengubah dan membangun mereka tetapi hanya Tuhan dan FirmanNya yang bisa melakukan hal itu. Maka ia berkata demikian,
Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya (Kisah 20:32).
Itulah keyakinan Paulus bagi umat percaya yang berkumpul di Miletus saat itu dan itu juga harus menjadi keyakinan umat percaya saat ini. Kadang-kadang orangtua sangat kuatir dengan anak-anaknya yang sedang bepergian bersama teman-temannya, dan takut jikalau sewaktu-waktu mereka terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan. Para orangtua sangat risau dan kuatir tetapi kekuatiran itu tidak pernah mengubah apapun. Kekuatiran tidak bisa membuat anak-anaknya menjadi baik dan bijaksana. Tetapi jikalau orangtua mendidik anak-anaknya di dalam Tuhan dengan merenungkan dan membaca Firman Tuhan, Tuhan berkuasa dan Roh Kudus akan bertindak sehingga mereka akan melakukan apa yang berkenan kepada Tuhan.
Firman Allah Memiliki Kuasa
Kebiasaan membaca dan merenungkan Firman Allah harus dimulai secara dini bagi anak-anak yang Tuhan percayakan kepada para orangtua. Jangan memiliki pemikiran salah dengan anggapan bahwa pembacaan Alkitab hanya dilakukan orang-orang dewasa. Itu pendapat keliru dan menyesatkan. Seorang anak kecil yang telah bisa berpikir jernih bisa percaya pada Yesus Krisus karena yang membuatnya percaya bukanlah intelektual yang dimiliki tetapi Roh Kudus bekerja dalam hati si anak.
Saya pernah mendengar seseorang memberikan kesaksian tentang pelayanan di Sekolah Alkitab Liburan. Kejadian ini terjadi di Kanada. Suatu kali hamba Tuhan yang bertugas mengajar di Sekolah Alkitab Liburan ini, melakukan pendekatan individu kepada anak-anak yang masih belum terlihat kesungguhan mempercayai Yesus Kristus. Lalu ia berbicara kepada orangtua salah satu anak tentang keselamatan anaknya. Orangtua itu memberitahukan bahwa mereka belum tahu apa anaknya sudah percaya pada Tuhan Yesus. Lalu hamba Tuhan ini berbicara kepada si anak dan menjelaskan siapa Yesus dan apa yang Ia perbuat bagi manusia agar manusia berdosa memperoleh keselamatan. Diakhir pembicaraan, ia mengajak si anak untuk percaya pada Yesus Krisus. Sebagai Negara terbuka dan bebas berpendapat si anak menyatakan pendapatnya tanpa rasa takut bahwa ia tidak mau percaya. Lalu kesimpulan itu kemudian disampaikan kepada orang tua si anak.
Setelah kegiatan hari itu selesai, setiap anak dijemput orangtuanya pulang ke rumah masing-masing termasuk si anak yang menolak untuk percaya pada Yesus. Namun dalam perjalanan orangtua anak itu menanyakannya tentang pelajaran hari itu, dan ia menceritakan apa yang dipelajari dan dengan siapa ia berbicara. Singkatnya si anak memberitahukan kepada orangtuanya bahwa ia telah mempertimbangkannya dan ingin percaya pada Yesus Kristus. Dengan rasa kaget, orangtuanya tiba-tiba menghentikan mobilnya dan menelepon hamba Tuhan itu. Mereka kembali lagi ke gereja untuk bertemu dengannya dan anak itu akhirnya percaya pada Yesus Kristus. Bukankah ini pekerjaan Tuhan dalam hidup anak ini? Jangan pernah menganggap remeh akan kuasa Allah dalam menyelamatkan anak-anak yang masih kecil.
Paulus sendiri mengingatkan Timotius yang sudah melayani bersamanya dan menjadi gembala sdang di gereja Efesus pada saat itu bahwa ia dari kecil sudah mengenal Kitab Suci yang diajarakan oleh neneknya. Meskipun tidak bisa diketahui berapa umur Timotius pada saat pertama sekali mendengarkan Firman Allah, tetapi fakta ini menunjukkan bahwa keluarga Kristen tidak bisa mengabaikan pembacaan dan perenungan Firman Allah bersama anak-anaknya dan seisi rumahnya. Tuhan menginginkan setiap keluarga Kristen berkumpul bersama membaca dan merenungkan Firman Allah.
15Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. 16Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 17Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:15-17).
Apakah engkau menghadapi kesulitan mengurus dan mengajari anak-anakmu saat ini? Mungkin sudah sedikit terlambat karena keadaan sudah semakin buruk dan anak-anak semakin tidak terkontrol. Prilaku dan tabiat mereka semakin rusak. Engkau mungkin mempersalahkan dirimu karena tidak bisa mengajar dan mendisiplinkan mereka sejak dini. Tetapi jika engkau memimpin anak-anakmu kepada Tuhan, dan bersedia memulai dari awal sebagai keluarga Kristen, Tuhan akan ada dipihakmu untuk membantu dan menyelamatkan keluargamu.
Sebagai orangtua, minta maaflah kepada anak-anakmu, isteri dan suami karena selama ini tidak melakukan tanggungjawab sebagai orangtua dalam memimpi keluarga di dalam Tuhan. Mintalah kesediaan dan komitmen semua anggota keluarga untuk memulai pembacaan dan perenungan Firman Allah bersama setiap harinya. Lihatlah bahwa Allah berkuasa untuk mengubah dan menyelamatkan keluargamu dari kehancuran dan kerusakan. Berlututlah selalu dihadapan Allah untuk anak-anakmu dan jadilah teladan bagi mereka dalam kekudusan, kesetiaan dan kerohanian.
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (Ibrani 4:12).
Seorang Percaya Merindukan Pendengaran Firman Tuhan
Seorang percaya akan selalu memiliki kerinduan untuk mendengarkan Firman Allah. Tetapi sangat disayangkan bahwa begitu banyak orang yang mengklaim diri sebagai orang Kristen namun tidak memiliki persekutuan dengan Tuhan, dan tidak memiliki komunikasi dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan Firman Allah. Pertanyaan penting bagi orang sedemikian, APAKAH ENGKAU SUNGGUH-SUNGGUH YAKIN AKAN MEMPEROLEH KESELAMATAN DAN SORGA? Jika tidak bisa menjawab pertanyaan ini maka engkau tahu bahwa engkau hanya orang Kristen KTP (Kristen Tanpa Pertobatan) dan engkau bukanlah anak-anak Allah yang akan mewarisi sorga dan hidup kekal.
Ketika mendengar pertanyaan di atas apa yang terlintas dalam pikiranmu? Engkau mungkin mengingat segala perilaku dan perbuatan busuk dan tak senonoh yang telah engkau lakukan dalam hidupmu, dan semua itu secara otomatis terlintas seperti sebuah film sinetron dalam pikiranmu sehingga kamu tidak bisa berkata lagi bahwa engkau telah memiliki keselamatan dan sorga. Engkau tahu bahwa percaya pada Yesus bukan hanya dalam mulut dan perkataan tetapi dibuktikan melalui kesetiaan dan ketaatan kepada perintah Tuhan. Sama seperti seorang anak tidak cukup berkata pada ayahnya bahwa ia sangat mencintainya, tetapi yang harus ia lakukan adalah mendengarkan perkataan sang ayah dan menaatinya. Adakah engkau memilik kerinduan besar untuk mendengar dan merenungkan perkataan Tuhan?
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Petrus 2:2).
Jadi untuk bertumbuh di dalam Kristus dan mendapatkan kehendak sempurna Allah, seorang percaya harus diubahkan melalui pembaharuan pikiran. Pikiran diubahkan oleh Firman Allah melalui kuasa Roh Kudus dalam dirinya.
1Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 2Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:1-2).
Sekarang melalui penjelasan di atas engkau telah mendapatkan gambaran manfaat dan pengaruh yang dihasilkan dari pembacaan Firman Allah. Tetapi tantangan baru dimulai karena apa yang diuraikan di atas bisa saja engkau terima sebagai hal penting, namun ada kecenderungan hanya mengetahui pengetahuan kepala saja dan tidak mau melakukannya atau bahkan gagal melakukannya. Tentu setiap orang Kristen pasti pernah mengalami kegagalan karena beberapa hal tetapi kegagalan itu bukan berarti menghentikan pembacaan dan perenungan Firman Allah. Saya menyarankan, jika pernah gagal karena alasan tertentu, jangan pernah putus asa sehingga tidak mau lagi melakukannya. Meskipun merasa bersalah, akuilah di hadapan Tuhan segala kekurangan, kegagalan dan kesalahanmu, dan mintalah Tuhan menolong dan menguatkanmu. Kembalilah lanjutkan pembacaan dan perenungan Firman Tuhan dengan dedikasi dan komitmen baru. Tirulah doa yang disampaikan raja Daud ketika ia sadar akan segala dosa dan kesalahannya.
Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! (Markus 51:12).
Dalam bahasa Alkitab bahasa Inggris ayat ini memberikan ekspresi yang lebih kuat.
Create in me a clean heart, O God; and renew a right spirit within me (Psalms 51:10 –KJV).
Catatan: Dalam Alkitab bahasa Inggris ini ayatnya berbeda dengan bahasa Indonesia dan hal itu bukan hanya terjadi di pasal ini saja tetapi juga di berbagai bagian kitab di Perjanjian Lama.