KASIH ALLAH TANPA SYARAT (Bagian 4)
Oleh Samson H
Nas: Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pernahkah merenungkan kenapa Yesus yang adalah Tuhan harus datang ke dunia menjelma menjadi manusia? Kenapa Ia harus menyelamatkan manusia yang penuh dengan dosa, kebusukan, kebobrokan, kemunafikan dan pemberontakan? Tak seorangpun bisa mengerti begitu dalam dan hebatnya kasih Allah bagi manusia. Dengan pikiran dan intelektual alami, tak serorangpun bisa mendalami rencana Allah bagi manusia sehingga Ia harus merelakan AnakNya sendiri datang ke dunia, menjelma menjadi manusia. Hanya Alkitab yang bisa memberi jawaban pasti bahwa Allah mengasihi manusia dan tidak menginginkan seorangpun masuk nereka.
Allah tahu manusia itu keras kepala, mendua hati, memberontak, pelaku dosa, tidak jujur, munafik, sombong dan egois, tetapi Ia ingin manusia berdosa mendengarkan berita keselamatan dari Allah Pencipta langit dan bumi yang mengasihinya. Jika Allah menginginkan, Ia bisa saja menghukum semua manusia dari sorga dan memasukkannya ke dalam neraka. Ia tidak perlu bersusah-payah memberikan janji kepada Adam, Abraham, Israel dan para Nabi, dan kemudian menggenapinya sesuai dengan waktu yang ditetapkan Tuhan sendiri. Atau Ia bisa saja membiarkan manusia itu hidup sesuka hatin dan kemudian melemparkannya ke dalam neraka. Apa yang ditunjukkan Allah melalui pengiriman AnakNya sendiri ke dunia ini adalah bukti kemurahan dan kasihNya yang besar. Ia ingin menyelamatkan manusia berdosa sekalipun manusia itu tidak pantas untuk diselamatkan.
Tak seorangpun manusia yang pernah hidup di dunia bisa berpikir bahwa ia pantas di selamatkan karena kebaikan, ketulusan, dan kekudusan hidupnya karena memang tidak ada manusia yang bisa hidup kudus dari dirinya sendiri. Sifat alami berbuat dosa yang menjadi tabiat manusia membuatnya mencintai dosa dan kejahatan sekalipun ia berlagak seeperti seorang baik, saleh, dan rohani. Ia mencoba menipu dirinya sendiri dan orang lain karena kelicikan hatinya (Yeremia 17:9). Namun ia mengetahui dalam hatinya betapa bejat dan bobrok hatinya, dan satu detikpun ia tidak bisa hidup kudus oleh kekuatannya sendiri.
Apakah engkau merasa sudah cukup baik untuk masuk sorga karena engkau menolong orang lain, dan memberi sedekah kepada yatim piatu? Menurut ukuran manusia mungkin engkau dianggap baik dan saleh, tetapi di mata Tuhan, engkau busuk dan bobrok. Engkau tidak pantas mewarisi sorga.
Tanpa kasih dan kemurahan Allah manusia akan binasa. Hanya karena kemurahan dan kasih yang besar inilah, maka dengan silih berganti, Allah mengirimkan para Nabi di Perjanjian Lama sebagai juru bicaraNya dalam menyampaikan segala maksud dan rencanaNya. Tetapi manusia mengeraskan hati. Umat Israel sekalipun dikenal umat pilihan Allah memberontak dan melawan Allah. Mereka tidak memperdulikan perintah Firman Allah dan mereka hidup di dalam dosa. Allah murka kepada umat Israel yang keluar dari Mesir dengan menghukumnya di padang gurun semasa melakukan perjalanan menuju Tanah Kanaan. Ia menghukum kerajaan Utara dan Selatan Israel dengan menyerahkan mereka kepada musuh-musuhnya.
Meskipun demikian, mereka tidak bertobat dan tetap mengeraskan hati. Mereka membunuh para nabi dan hamba-hamba Allah karena dosa dan kebusukan hati mereka. Setiap manusia memiliki potensi untuk melakukan segala kejahatan tingkat tinggi. Jika memang demikian, pantaskah manusia diselamatkan? Jika engkau mengingat kembali segala perbuatan busuk dan dosa yang engkau lakukan, pantaskah engkau diampuni dan diselamatkan? Engkau tidak perlu menjawab, tetapi cobalah renungkan dan pikirkan tentang mereka yang telah melakukan kejahatan dan kesalahan kepadamu. Apakah engkau telah mengampuni dan memaafkan mereka? Berapa seringkah engkau memaafkan mereka? Jikalau engkau tidak bisa memaafkan mereka yang melakukan kesalahan kepadamu, kenapa engkau merasa pantas diampuni dan dimaafkan Tuhan meskipun engkau telah melakukan beribu-ribu kali kesalahan dan kejahatan?
Tuhan memiliki kasih dan kemurahan besar kepada manusia. Itulah sebabnya penulis kitab Ibrani berkata, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam belbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:1-2).
Yesus menjelma menjadi manusia sebagai perwujudan rencana Allah agar manusia berdosa dapat menerima langsung kebenaran dari Anak Allah. Itulah misi Yesus datang ke dunia. Ia harus melakukan apa yang diperintahkan Allah Bapa kepadaNya. Ia memberitakan berita keselamatan kepada semua orang tetapi hati manusia membatu. Mereka tidak perduli dan tetap mengeraskan hati. Bahkan ada banyak orang tetap berpikir bahwa mereka umat pilihan Allah, keturunan Abraham tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Bukankah demikian banyak orang Kristen sekarang ini? Meskipun mereka tidak berdoa, tidak membaca Alkitab, tidak beribadah dan tidak melakukan persekutuan dengan orang-orang kudus (umat Allah), tidak melakukan perintah Tuhan, mereka masih berpikir bahwa Allah ada di pihak mereka dan mengasihi mereka. O betapa licik dan jahatnya hati manusia, siapakah yang bisa mengetahuinya!
Tahukah engkau bahwa Yesus menjelma menjadi manusia dan hidup ditengah-tengah manusia berdosa bukan untuk diagungkan menjadi Raja? Yesus sendiri tahu dari mulanya bahwa kedatanganNya ke dunia ini untuk mati bagi manusia berdosa. Ia rela mati demi menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Yohanes memberitahukan itu demikian, “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1 Yohanes 4:9).
Paulus memberikan kesimpulan demikian, “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Inilah kasih Allah yang tanpa syarat itu. Ia mengasihi manusia bukan karena ia hebat, pintar dan berkenan kepada Allah tetapi karena kasihNya yang besar dinyatakan kepada manusia. Jika engkau menyadari bahwa kasih Allah begitu besar diberikan kepadamu dengan menyelamatkanmu, bukankah seharusnya juga engkah menunjukkan kasihmu kepada Tuhan melalui kesetiaanmu kepadaNya?
Apa yang sudah engkau perbuat setelah mengenal dan percaya pada Yesus Kristus? Bisakah engkau berkata bahwa engkau sungguh mengasihi Yesus? Jika engkau tidak bisa berkata demikian, apa yang membuatmu begitu yakin bahwa engkau sudah percaya pada Yesus Kristus? Jika engkau sungguh-sungguh percaya pada Yesus, buktikan itu melalui dedikasi dan komitmenmu untuk hidup berkenan kepada Yesus. “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Korintus 5:15).
Engkau yang tadinya musuh Allah karena dosa-dosamu, sekarang diperdamaikan dengan Allah ketika engkau sungguh-sungguh percaya pada Yesus Kristus. Engkau bukan lagi musuh Allah sebab engkau telah percaya. “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:2). Engkau yang tadinya harus menerima hukuman kekal yaitu neraka, telah dilepaskan karena iman yang engkau miliki di dalam Kristus. Kristus telah membayar segala utang dosa orang percaya, dengan memberikan diriNya mati di kayu salib. “Yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita” (Galatia 1:4). Sungguh betapa besar kasih Allah! Ia bukan hanya mendamaikan engkau tetapi juga menjadikan engkau sebagai anak-anak Allah, dan ahli waris kerajaan sorga.
Kasih Allah tanpa syarat, dan Ia inginkan hanya satu hal dari manusia berdosa sekalipun selama hidupnya tidak pernah melakukan satu kebaikan, yaitu percaya pada Yesus Kristus. Sangat mudah bukan? Tidak perlu membayar dengan uang, memberi persembahan besar, memberi sedekah, atau menyiksa diri. Ia hanya menginginkan orang berdsoa sadar akan dosa-dosanya dan datang kepada Yesus Krisus mengakui segala dosa-dosanya, dan percaya pada Kristus sebagai Tuhan dan Jueruselamat. Dengan demikian, ia akan menjadi anak-anak Allah dan mewarisi kerajaan Sorga. “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Roma 8:32).
Apakah engkau sungguh-sungguh seorang percaya? Apakah orang-orang dekatmu dan anggota keluargamu bisa melihat bahwa engkau adalah seorang percaya yang telah menerima keselamatan dan pengampunan dosa? Apakah engkau sudah menjadi motivasi bagi anggota keluargamu untuk setia mengikut Tuhan? Pikirkanlah itu, karena waktu tidak ada di tanganmu. Selagi masih ada waktu dan kesempatan, mintalah pengampunan kepada Yesus.