Kasih Allah Tanpa Syarat, Part 3

KASIH ALLAH TANPA SYARAT (Bagian 3)

Oleh Samson H

Nas: Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Manakah lebih baik umat Yahudi atau umat Kristen? Engkau mungkin sudah mendapatkan gambaran betapa jahatnya umat Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias. Bukankah Mesias telah dijanjikan datang untuk menyelamatkan umatNya dari dosa? Malaikat Gabriel memberitahukan hal itu kepada Yusuf, “karena Dia [Yesus] lah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Namun ketika Mesias itu datang, mereka menolakNya, “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (Yohanes 1:11).

Umat Yahudi menolak Yesus bukan karena tidak mengetahuiNya sebagai Mesias. Perhatikan percakapan Yesus dengan umat Yahudi berikut ini, 24Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” 25Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku” (Yohanes 10:24-26).

Apa yang menyebabkan umat Yahudi menolak Kristus? Bukankan mereka sedang menantikan Mesias yang akan datang? Mereka menolak Yesus sebagai Mesias (Kristus) karena mereka memiliki pemikiran dan kreteria sendiri tentang sosok Mesias yang diinginkan. Mereka menginginkan Mesias yang bisa memuaskan apa yang mereka inginkan, dan bukan seperti Yesus yang mendobrak prilaku dan hati busuk dan kotor mereka.

Bagaimana dengan umat Kristen, apa mereka lebih baik dari umat Yahudi? Sepatutnya umat Kristen harus lebih baik dari umat Yahudi karena mereka memiliki Firman sempurna (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) dan kebebasan untuk mempelajarinya. Namun sangat disayangkan bahwa fakta membuktikan banyak umat Kristen tidak lebih baik dari umat Yahudi karena mereka membenci dan mengabaikan kebenaran. Mereka tidak mengindahkan ajaran Yesus dan tidak ingin dipimpin Yesus. Mereka hanya ingin mengartikan dan menafsirkan perkataan Yesus sesuai dengan keinginan mereka. Mereka senang mendengarkan pengajaran tentang berkat yang berlimpahan tetapi tidak suka mendengar ajaran Yesus tentang dosa dan perbuatan jahat mereka. Meskipun demikian, ada banyak umat Kristen yang merasa akan masuk sorga sekalipun ia terus menerus melakukan dosa dan kejahatan serta hidup tanpa pertobatan. Mereka mengklaim sebagai orang Kristen lahir baru dan memiliki hidup kekal, walaupun prilaku dan cara hidupnya bertentangan dengan ajaran Yesus.

Banyak orang Kristen mengetahui kebenaran secara teori, menghafal ayat-ayat Alkitab dan dengan sombong membanggakan denominasi gerejanya, dan memiliki rasa fanatik ingin mengumandangkan ajaran gerejanya, tetapi hidup dan prilakunya tidak memberi kesaksian yang mengagungkan Kristus. Jadi harus diakui ada banyak umat Kristen lebih buruk dari umat Yahudi yang menolak dan menyalibkan Kristus, tetapi mereka masih beranggapan mereka akan masuk sorga. Mereka ditipu oleh kemunafikannya sendiri.

Betapa celakanya manusia sedemikian, karena ia menginginkan sosok Yesus yang mengijinkan dan menerima kebobrokan hatinya tanpa pertobatan! Ia beranggapan sekalipun ia jahat, bobrok, tidak kudus, tidak jujur dan jauh dari kebenaran, Yesus akan tetap mengasihinya. Ini pemikiran keliru, karena Alkitab tidak pernah mengajarkan, “Percaya pada Yesus dan tetap hidup dalam dosa.” Iblislah yang telah memperdaya banyak orang dan memberi keyakinan palsu bahwa ia seorang percaya. Keyakinan sedemikian tidak datang dari Roh Kudus karena jika seorang percaya jatuh ke dalam dosa, ia akan merasakan seperti apa yang dirasakan raja Daud dalam Mazmur 51, “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku” (ay 4), “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu” (ayat 6), “Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!” (ayat 9), “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!” (ayat 12).

Seorang percaya yang jatuh ke dalam dosa akan merasa sedih dan kecewa karena ia gagal mengikuti Tuhan dan perintahNya. Roh Kudus yang ada di dalam hatinya akan menuntunnya untuk bertobat dan kembali kepaada Tuhan dengan dedikasi dan komitmen baru dalam mengikut Tuhan.

Hai orang-orang munafik, selidikilah hatimu, dan pastikanlah engkau jujur dihadapan Allah. Janganlah berpegang pada keyakinan palsu dan menyesatkan. Celakalah manusia, jika ia menganggap dirinya masuk sorga namun tidak mencintai kekudusan dan kebenaran, dan tidak hidup sebagaimana yang Yesus ajarkan karena ia hanya mendapatkan pengharapan palsu. Datanglah kepada Yesus karena tidak ada kata terlambat dalam pertobatan, dan sadarilah kebobrokan hatimu dan bertobatlah. Yesus datang untuk menyelamatkan manusia berdosa seperti engkau dan saya. Dia tidak melihat masa lalumu tetapi Ia ingin engkau berserah dan merendahkan diri dihadapanNya dengan bertobat dan peraya kepadaNya serta mengakui dosa-dosamu.

Allah sudah mempertunjukkan kasihNya yang besar kepada manusia berdosa. Datalanglah kepada Yesus ia menunggumu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.