KASIH ALLAH TANPA SYARAT (Bagian 1)
Oleh Samson H
Nas: Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jika engkau mengasihi seseorang seperti orangtua, isteri, suami, anak atau siapapun, bagaimanakah engkau mengekspresikan kasihmu kepadanya? Apa yang engkau lakukan untuk membuktikan kasihmu? Mungkin engkau berpikir akan memberikan suatu hadiah atau memenuhi kebutuhan dan menjaga serta merawatnya. Jika engkau mengambil keputusan seperti itu, itu sangat baik. Tak ada yang salah dengan semua itu karena itu sangat menyenangkan dan membanggakan, dan lazim dilakukan semua orang.
Bagaimana jikalau orang itu dalam bahaya, dan diperhadapkan dengan kematian, apa yang engkau harus lakukan sebagai bukti kasihmu kepadanya? Mungkin engkau akan berkata, “Saya akan melakukan semampuku untuk menyelamatkannya. Jika sedang sakit, saya akan membawanya berobat ke rumah sakit terhebat.” Sama seperti yang dilakukan semua orang, engkau pasti ingin melakukan yang terbaik bagi orang yang dikasihi, apalagi orang itu baik dan selalu hadir mengulurkan tangan di saat engkau mengalami kesulitan. Tetapi jikalau orang itu jahat, dan telah berbuat buruk dan kejam kepadamu, engkau akan berpikir berulang kali untuk membantunya. Sekalipun ia sanak saudara atau anggota keluargamu, engkau bisa saja berpikir bahwa ia pantas mendapatkan pelajaran agar berubah dan menyadari kesalahan dan kejahatannya.
Ayat di atas memberitahukan bahwa TUHAN Pencipta langit dan bumi mempertunjukkan kasihNya kepada manusia berdosa yang sudah sepantasnya dihukum dan dibinasakan. Manusia tidak pernah melakukan satu hal pun yang bisa menyenangkan TUHAN. Itulah sebabnya manusia yang belum bertobat dikenal sebagai musuh Allah karena tabiat berdosa yang dimiliki dan selalu menentang TUHAN. Kesukaannya adalah hal-hal yang dibenci TUHAN. Segala perbuatan, tindakan dan pikiran, semuanya merupakan hal yang menjijikkan di hadapan TUHAN. Manusia bersukacita, bergembira dan berpesta pora ketika melakukan dosa, kejahatan dan keburukan. Tawa dan canda mereka tidak terlepas dari dosa dan hawa nafsu. Manusia senang dan merasa bangga ketika membodohi dan menipu orang lain. Mereka menyombongkan diri ketika bisa memperdaya dan berlaku buruk kepada orang lain. Tiada kebaikan yang terpancar dari pandangan matanya, dan tiada belas kasihan kepada siapapun, karena mereka hanya memikirkan keuntungannya sendiri. Mereka mencari kesempatan, mangsa dan memperdaya orang-orang lemah dan tidak berpengalaman.
Tetapi, meskipun TUHAN mengetahui semua keburukan dan kejahatan manusia, Ia masih tetap membuat rencana agung dan mempertunjukkan kasihNya untuk menyelamatkan manusia berdosa. Ia tidak ingin satu orangpun binasa karena Ia mengasihi manusia.
“9Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. 10Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yohanes 4:9-10).
Ia tahu segala isi hati manusia. Bahkan Ia tahu segala rencana busuk manusia sebelum melakukan perbuatan itu. Namun TUHAN ingin menyelamatkannya. Inilah kasih yang tanpa syarat, kasih yang tidak didasarkan atas perbuatan manusia. Ia mengirimkan AnakNya yang Tunggal sebagai Juruselamat manusia (1 Yohanes 5:11).
11Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 12Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. 13Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal (1 Yohanes 5:11-13).
Yesus menjadi perwakilan manusia yang menanggung segala dosa-dosa mereka. Namun demikian tidak secara otomatis manusia memperoleh pengampunan dosa, karena Tuhan memerintahkan orang berdosa untuk percaya kepada Yesus Kristus, Anak Allah yang mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia.
Allah sendiri memberitahukan rencanaNya kepada Adam dan Hawa, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15). Inilah nubuat dan janji Allah akan kedatangan Yesus Krisus ke dunia ini dalam menebus manusia berdosa.
Allah juga memberitahukan rencana itu kepada Abraham sebagai kelanjutan dan perwujudan yang lebih rinci dan jelas tentang kedatangan Yesus Krisus yang adalah Mesias dan Juruselamat, “1Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12:1-3), dan kepada umat Israel serta para nabi. Semua ini mempertunjukkan bahwa Allah sungguh mengasihi manusia dan tidak menginginkan seorangpun binasa, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat” (2 Petrus 3:9). Ia ingin manusia memiliki hidup kekal, dan terlepas dari hukuman kekal.
Jadi Yohanes 3:16 sering disebut para teolog sebagai inti keseluruhan Alkitab karena deklarasi Allah Bapa tentang anakNya yang datang ke dunia, menjelma menjadi Manusia agar manusia berdosa dapat diselamatkan dan beroleh hidup kekal. Inilah bukti kasih besar Allah, “karena begitu besar kasih Allah.” Jika Tuhan tidak mengasih manusia berdosa maka Ia bisa saja membiarkan manusia mati binasa. Ia tidak perlu menjanjikan jalan keselamaatan bagi manusia. Namun Tuhan, sungguh memiliki kasih yang besar bahkan tidak menginginkan satupun untuk binasa. Maka Tuhan memiliki orang-orang tertentu untuk menjadi hamba-hamba Tuhan agar mereka memberitakan Injil keselaamatan kepada semaua orang di seluruh penjuru dunia. Mereka inilah yang memiliki beban dan tugas untuk penyebarluasan Injil. Mereka berkhotbah dan memberitakan Injil kepada siapa saja karena itulah perintah Tuhan. Terkecuali Injil diberitakan maka tak satupun yang akan percaya kepada Yesus Kristus. Paulus berkata demikian,
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Roma 10:17)
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (Roma 1:16).
Sudahkah engkau merasakan betapa besar kasih Allah bagimu? Sudahkah engkau terlepas dari ikatan dosa dan kejahatan yang menjadi kesukaanmu? Sadarkah engkau bahwa dulunya engkau musuh Allah dan pelaku kejahatan, tetapi sekarang engkau menjadi anak-anak Allah dan sahabat Yesus karena engkau menerimaNya sebagai Tuhan dan Juselamatmu? Yakinkah engkau bahwa engkau tidak akan binasa karena sudah percaya pada Yesus Kristus?