APAKAH ENGKAU ORANG KUDUS?
Oleh Samson H
1Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken. 2Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu (Filipi 1:1-2).
Saya dilahirkan dalam keluarga yang menamakan diri sebagai keluarga Kristen. Meskipun dikenal sebagai orang Kristen, hidup dan prilaku tidak jauh berbeda dengan orang-orang di sekitar yang selama bertahun-tahun tidak pernah menginjakkan kakinya di gereja. Jika secara spontan ditanyakan agama yang dimiliki, pasti menjawab dengan tegas, “Kristen.” Namun pemahaman tentang kekristenan yang sesungguhnya dangkal bahkan tidak mengetahui apa-apa tentang Kekristenan. Kegiatan rutin yang bisa mengkokohkan bahwa saya seorang Kristen hanya karena saya beribadah ke gereja setiap hari minggu dan itupun lebih sering diisi dengan rasa ngantuk dan tidur, meskipun khotbah hanya berlangsung selama 20 menit saja. Hal itu menjadi suatu kebiasaan dan hampir semua orang yang hadir di gereja sedemikian. Jika disinggung tentang hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan sebagaimana dicatat dalam Firman Tuhan, jawaban cepat yang selalu terlontar dari orang-orang di sekitar, “kita masih di dunia dan memiliki kelemahan dan tidak mungkin bisa hudup kudus di dunia ini.” Apakah seperti ini yang sesungguhnya Kekristenan? Tentu sekali tidak! Karena Firman Tuhan menegaskan bahwa kekudusan menjadi karakter dan kerinduan seorang percaya selama masih hidup di dunia ini. Itu terjadi karena Roh Kudus ada di dalam hati seorang percaya yang memampukannya untuk melawan dosa dan hidup kudus. Saya bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena ia menuntun saya untuk bisa mengenal dan mempercayaiNya sebagai Tuhan dan Juruselamat dan memanggil saya untuk menjadi pelayanNya.
Dalam suartnya kepada jemaat Filipi, Paulus menjuluki orang-orang percaya kepada Yesus Kristus sebagai orang-orang kudus, “semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi” (ay 1). Julukan ini juga diberikan kepada jemaat Roma, “yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus” (Roma 1:7); kepada jemaat Korintus, “mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus” (1 Korintus 1:2); “jemaat Allah di Korintus dengan semua orang kudus di seluruh Akhaya” (2 Korintus 1:1); kepada jemaat Efesus “orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus” (Efesus 1:1); dan kepada jemaat Kolose “saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose” (Kolose 1:2). Paulus dalam menuliskan surat-suratnya kepada gereja-gereja mengingatkan bahwa mereka yang percaya kepada Yesus Kristus adalah umat kudus di hadapan Tuhan.
Tentu ini bukan hanya sekedar pernyataan belaka tetapi sesuatu yang dialami dan dirasakan mereka yang sungguh-sungguh mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dengan kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam hati orang-orang percaya, mereka bisa menyaksikan bahwa mereka bisa mengalahkan dosa dan melawan serta mematikan segala keinginan daging dalam diri mereka, bukan karena mereka orang-orang hebat dan memiliki kemampuan supernatural, tetapi karena persekutuan mereka dengan Kristus dan FirmanNya. Firman Tuhan yang mereka renungkan melayani hati mereka serta mengokohkan untuk hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Inilah pengalaman setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus. Mereka yang tidak mengenal dan percaya kepada Yesus tidak akan pernah merasakan pengalaman hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan. Mereka tidak memiliki kemampuan menang atas dosa dan segala keinginan daging.
Apakah engkau seorang yang kudus? Apakah hatimu bisa memberikan kesaksian bahwa engkau orang kudus? Jika engkau tidak bisa menjawab pertanyaan ini,engkau bukanlah seorang percaya di dalam Kristus. Atau mungkin engkau sama seperti saya sebelumnnya yang dilahirkan dalam keluarga Kristen, dan memiliki anggapan sebagai orang Kristen tetapi sesungguhnya tidak mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta tidak memiliki pengalaman pribadi bersama Kristus, dan tidak memiliki persektuan dengan Kristus dan FirmanNya. Perubahan terjadi ketika mempercayai Yesus sepenuh hati sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pengalaman itu menjadi sesuatu yang tak terlupakan dan terbentuknya suatu kerinduan dan keinginan untuk terus bersekutu dengan Kristus. Kekuatan datang ketika Firman Tuhan senantiasa menjadi santapan rohani sehari-hari. Tanpa persekutuan dengan Firman Tuhan, maka sekalipun benar-benar percaya kepada Yesus, akan masih tetap seperti bayi yang tidak memiliki pertumbuhan rohani, yang hanya bisa meminum susu dan memakan makanan lembut. Tidak memiliki pertumbuhan rohani sama sekali. Dalam keadaan seperti itu maka Iblis akan dengan mudah mengalahkan dan menjatuhkannya ke dalam dosa. Bahkan jika hal itu terus menerus berlangsung, justru membuktikan bahwa orang itu sesungguhnnya belum percaya kepada Yesus Kristus karena seseorang yang ada di dalam Kristus, Roh Kudus akan selalu bekerja mengingatkan dan menuntunnya untuk hidup memulaikan Tuhan dan bukan sebaliknya.
Julukan “orang kudus” diadopsi gereja Katolik Roma yang ditujukan hanya pada kelompok orang tertentu yaitu mereka yang sudah memiliki jasa dan pelayanan besar semasa hidup di dunia. Julukan “santo” atau “orang kudus” diberikan bukan pada saat orang itu masih hidup tetapi setelah meninggal dunia. Berbeda dengan apa yang dikatakan Firman Tuhan seperti tulisan Paulus kepada jemaat Filipi. Sebagai penerima surat Paulus dari penjara, mereka yang masih hidup dan sudah percaya kepada Yesus Kristus, dikenal dan dijuluki sebagai orang kudus. Sepatutnya jemaat umat percaya menyadari hal itu bahwa mereka adalah orang-orang yang dikuduskan Tuhan. Dengan kesadaran sebagai orang-orang Kudus maka mereka juga harus menjaga dan memelihar diri dari hal-hal yang menodai kekudusan itu. Mereka harus membenci dosa seperti membenci kotoran. Mereka tidak seharusnya memberikan ruang untuk bermain-main dengan kotoran dan kekecian. Tuhan memang menguduskan orang-orang percaya tetapi mereka juga tanggungjawab sebagai umat percaya untuk menjaga diri dari segala godaan dan dosa sehingga tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa dan kekejian.
Engkau tahu segala kelemahanmu, dan engkau juga tahu jenis-jenis godaan yang selalu membuatmu jatuh ke dalam dosa. Untuk itu jaga dan jauhkanlah dirimu dari semua itu dan peliharalah persekutuanmu dengan Kristus dan FirmanNya. Jangan pernah menjauhkan diri dari perenungan Firman Tuhan karena Firman Tuhan adalah kekuatan Allah bagi dalam melawan dosa. Ingatlah selalu bahwa engkau yang sudah percaya kepada Kristus adalah orang-orang kudus dan engkau harus selalu berusaha dengan sekuat tenagamu untuk menjaga kekudusan dirimu.