TUHAN MENYELIDIKI HATI MANUSIA
Oleh Samson H
Nas: Yeremia 17:10
“Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.”
I the LORD search the heart, I try the reins, even to give every man according to his ways, and according to the fruit of his doings (KJV)
Tidaklah mengherankan jika di luar komunitas gereja ada banyak manusia licik yang memperdaya orang lemah dan mencari keuntungan dari orang-orang yang tidak berdaya. Namun fakta membuktikan bahwa hal yang sama juga terjadi di dalam komunitas gereja dan dilakukan mereka yang mengklaim sebagai orang percaya dan hamba-hamba Tuhan. Begitu banyak kemunafikan dan kepura-puraan di dalam komunitas dan kumpulan yang menamakan diri umat Tuhan. Dari penampilan terlihat begitu rohani dan mencintai Tuhan tetapi pada keyataannya hati mereka penuh dengan tipu muslihat dan kelicikan. Kejadian seperti tidak jauh berbeda dengan umat Israel, umat pilihan Tuhan di masa Yeremia. Yeremia menuliskan demikian, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17:9). Kemudian Tuhan melalui perantaraan nabi Yeremia menyampaikan bahwa Ia akan menghukum mereka yang licik dan jahat. Di mata Tuhan hanya hukuman yang pantas bagi manusia licik. “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya” (Yeremiah 19:10).
Jika manusia bisa dengan kelicikannya menipu orang lain dan dirinya sendiri, Tuhan tidak sama dengan manusia, Ia menyelidiki setiap hati. Ia mengetahui segala seluk-beluk kelicikan dan kebobrokan hati manusia. Sebelum manusia berencana dan bertindak, Ia sudah mengetahui motif dan keinginannya. Tidak ada kepura-puraan di hadapan Tuhan karena tidak ada rahasia manusia yang tidak diketahuiNya. Segala sesuatu terbuka lebar di hadapan Tuhan.
Ketika Firman Allah dengan setia diberitakan dari mimbar, berapa banyakkah umat Kristen yang datang dengan kesungguhan dan hati yang hancur dan remuk untuk bertobat dan berkomitmen meninggalkan jalan hidupnya yang munafik dan penuh kelicikan? Berapa banyakkah yang sungguh-sungguh mendedikasikan diri untuk memulai hidup berkenan kepada Tuhan?
Fakta nyata, kehidupan mereka yang mengklaim sebagai orang Kristen dan datang beribadah setiap minggu, tidak jauh berbeda dengan kehidupan umat Israel di masa pelayanan nabi Yeremia. Secara ritual keagamaan, mereka berpenampilan saleh, datang beribadah ke gereja, membaca Alkitab ketika diminta dari mimbar, berpenampilan mempesona karena memiliki pakaian khusus untuk beribadah pada hari Minggu, namun semuanya hanya formalitas dan rutinitas. Hati mereka jauh dari Tuhan. Hal ini terbukti ketika Firman Tuhan diberitakan, betapa banyaknya jemaat yang tertidur atau jikalau tidak tidur, mereka sibuk dengan telepon selulernya, menjawab whatsapp dan SMS serta membuka facebook dan youtube serta main games. Seperti inilah tipe umat Kristen yang datang beribadah di gereja sekarang ini.
Inilah prilaku yang mengertikan. Rasa hormat kepada Tuhan dalam ibadah hilang dan mereka lebih konsentrasi mendengarkan ceramah politik ketimbang mendengarkan Firman Tuhan. Meskipun demikian, mereka masih merasa sebagai orang percaya dan anak-anak Tuhan. Selidikilah Firman Tuhan dengan seksama, engkau tidak akan menemukan satu ayat pun yang menyatakan bahwa orang percaya mengabaikan dan mengesampingkan pengajaran dan pendengaran Firman Tuhan. Justru sebaliknya, orang percaya harus senantiasa merenungkan dan mendengarkan Firman Tuhan. Umat percaya tidak bisa dipisahkan dari Firman Tuhan.
Meskipun ada banyak orang yang mengklaim sebagai orang percaya, tetapi pada kenyataannya klaim itu tidak sejalan dengan kehidupan kerohanian sehari-hari. Rasa kegirangan untuk mendengarkan dan mempelajari Firman Allah dan kehendakNya sungguh tidak terlihat sama sekali. Mereka tidak memiliki pikiran Kristus tetapi pikiran duniawi. Meski tubuh mereka hadir di rumah Tuhan dan beribadah tetapi pikiran mereka mengembara kemana-mana dan menyusun rencana-rencana duniawi yang akan kerjakan secepatnya sepulang ibadah. Firman Tuhan yang dikumandangkan dari mimbar tidak pernah masuk ke dalam hati mereka karena hatinya sudah mengeras seperti batu. Betapa bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Paulus kepada jemaat Korintus, “Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus” (1 Korintus 2:16).
Paulus dengan yakin bahwa ia bersama dengan tim sepelayanan memiliki pikiran Kristus karena mereka hidup sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan. Mereka memberikan hati mereka untuk Tuhan dan merenungkan Firman Tuhan serta mengaplikasikannya. Bagi mereka tidak ada yang lebih berharga daripada mendengarkan Firman Tuhan karena Firman itu memberi hidup dan menuntun mereka untuk hidup dengan benar di hadapan Tuhan. Namun umat Kristen sekarang ini lebih memikirkan bagaimana menjadi kaya dan bagaimana mendapatkan apa yang diinginkan sekalipun itu bertentangan dengan Firman Tuhan. Tidak terkecuali orang-orang yang melayani sepenuh waktu di rumah Tuhan sebagai hamba Tuhan dan gembala jemaat mengorbankan pelayanan mereka demi mendapatkan uang. Mereka melakukan bisnis secara diam-diam dan terbuka. Pelayanan mimbar diabaikan dan penggembalaan jemaat dilupakan. Kebanyakan waktu dihabiskan untuk mengumpulkan uang demi memenuhi keinginan duniawi dan keluarganya. Sekalipun ada teguran dari Firman Allah bahwa apa yang diperbuat bertentangan dengan kehendak Tuhan, mereka tidak mengacuhkannya karena mereka lebih mencintai uang dan dunia ini daripada Tuhan dan FirmanNya. Mereka hanya ingin mendapatkan apa yang diinginkan.
Tuhan berkata, “Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin.” Bisakah manusia bersembunyi dari Tuhan? Bisakah manusia berpura-pura di hadapan Tuhan dengan membawa persembahan dan perpuluhan ke gereja seakan-akan uang yang didapatkan merupakan hasil jerih payahnya sesuai dengan Firman Allah? Manusia tidak bisa menipu Tuhan tetapi manusia selalu mencoba melakukan itu. Ia tidak bisa menipu Tuhan tetapi menipu dirinya sendiri oleh kelicikan hatinya. Saatnya akan tiba, Tuhan akan meremukkan keconggkannya dan menghancurkan kelicikannya dengan penghukuman yang setimpal. Tuhan tidak akan tinggal diam dan membiarkan manusia memperlakukanNya sesuka hati.
O betapa banyak gereja sekarang ini seperti gereja Efesus (Wahyu 3:1-6) dimana mereka hanya melakukan formalitas belaka tetapi tidak mencintai Tuhan dan tidak memiliki keinginan untuk menaati Firman Tuhan. Gereja sedemikian sudah ditinggalkan Tuhan. Jemaatnya masih tetap beribadah dan berkumpul setiap hari Minggu tetapi karena jemaat tidak mengindahka nasihat dan ajaran FirmanNya, Tuhan meninggalkan gereja itu sama seperti gereja Efesus. Saatnya akan tiba, kebenaran Firman Allah tidak diberitakan lagi di gereja itu meskipun gedung dan jemaat gereja masih utuh. Kenapa semua ini bisa terjadi? Karena ketidakhadiran pertobatan di dalam hati jemaat. Ingatlah selalu bahwa tidak ada kesucian dan kekudusan selain dari Roh Allah berkerja di dalam hati orang percaya. Selagi manusia masih dalam tabiat alami sebagai keturunan Adam, hati mereka penuh dengan kelicikan dan kebobrokan. Hari demi hari hidup mereka diselimuti dengan kemunafikan dan itu merupakan kekecian di hadapan Allah.
Meskipun hati manusia begitu licik, tetapi kelicikan itu tidak bisa menipu Tuhan karena Tuhan menyelidi hati dan pikiran manusia. Ia tahu segala sesuatu dan tak seorangpun yang bisa memperdaya Tuhan. Jika ada orang yang berlagak pintar dengan pikirannya ingin membodohi Tuhan, itu juga kelicikan hati yang sedang menipunya. Terkecuali merendahkan diri di hadapan Tuhan dan meminta pengampunanNya ia akan binasa dan dihancurkan oleh kelicikan hatinya. Tuhan akan meghukum orang-orang munafik, “Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya” (Wahyu 2:23).
Sebelum pembalasan Tuhan terjadi, itulah saatnya untuk bertobat dan kembali mendedikasikan diri untuk hidup berkenan kepada Tuhan. Pertobatan yang menyadari kelicikan hatinya akan meminta Tuhan selalu mengingatnya, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku” (Mazmur 139:23). Sudahkah engkau meminta Tuhan menyelidiki hatimu?
Perhatikanlah nasihat ini, “Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil” (Mazmur 7:10). Janganlah menikmati kelicikan hatimu karena penghakiman akan datang. Selagi masih ada waktu dan selagi belum terlambat, bertobatlah dan datanglah kepada Tuhan. Ia mengetahui dosa-dosa, kelicikan dan kebobrokan hatimu, dan Ia menginginkanmu meninggalkan jalan dosa yang engkau perbuat dan berpaling kepada Kristus, Juruselamat manusia, satu-satunya Penyelamat manusia. Allah “besar dalam rancangan-Mu dan agung dalam perbuatan-Mu; mata-Mu terbuka terhadap segala tingkah langkah anak-anak manusia dengan mengganjar setiap orang sesuai dengan tingkah langkahnya dan sesuai dengan buah perbuatannya” (Yer 32:19). Jika engkau tidak mengindahkan Firman Allah, engkau akan menerima upah yang setimpal dari perbuatanmu. Ia akan menghukum engkau di hidup ini dan juga pada hari penghakiman.