REALITAS HANTU DAN ROH-ROH JAHAT (DEMONS)
Oleh Samson H
Adakah manusia yang pernah hidup di dunia ini yang tidak pernah mendengar isu-isu tentang “hantu”? Tentu sekali tidak! Semua orang sudah pernah mendengar ceritera tentang “hantu” baik dari orang-orang di sekitarnya atau dari buku-buku yang pernah di baca. Cerita tentang “hantu” bukanlah hal asing di berbagai belahan bumi ini. Berbagai suku-suku bangsa memiliki cerita masing-masing tentang hantu dan perbuatannya. Cerita itu dengan mudah bisa tersebar kemana-mana baik dari mulut ke mulut maupun melalui media.
Ketika hidup di lingkungan yang memiliki latarbelakang agama dan budaya berbeda-beda, sering kali keyakinan dan kebiasaan suku dan agama tertentu juga mempengaruhi kelompok lain yang memiliki pandanga berbeda. Kelompok mayoritas mempengaruhi kelompok minoritas bukan karena dengan sengaja melakukannya tetapi karena begitu sering dilihat dan diperbincangkan orang-orang di sekitarnya atau pun melalui program televisi dan kesaksian orang-orang yang diwawancarai dalam program tertentu. Hal seperti ini terjadi dengan isu “hantu.”
Semua orang di Indonesia mengenal istilah ini, baik dikalangan anak-anak, pemuda-pemudi dan para orangtua, mereka memiliki cerita dan dogeng yang diterima turun-temurun berkaitan dengan cerita “hantu” atau makluk-makluk gaib. Di berbagai daerah masyarakat memiliki cerita unik yang seakan mengukuhkan eksistensi “hantu” sebagai sosok yang sangat ditakuti manusia. “Hantu” ini dikenal sebagai sosok manusia yang menyeramkan, menakut-nakuti dan bahkan mengganggu. Oleh karena itu “hantu” menjadi sosok yang sangat ditakuti dan umumnya manusia tidak ingin bertemu dengan sosok “hantu.” Bahkan seringkali hanya sekedar mendengarkan ceritera-ceritera “hantu” dan “mahluk gaib” atau dengan hanya menonton film horror di televisi, orang bisa merasa ketakutan sendiri di rumahnya.
Dalam agama tertentu sosok mahluk gaib dikenal dengan berbagai istilah hantu, jin, Setan, Iblis dan sebagainya. Deskripsi mahluk gaib ini diuraikan sebagai makluk nyata. Bagi keturunan Tionghua istilah “hantu” bukanlah hal asing karena dalam kalender Cina ada yang dikenal dengan “bulan hantu” dimana pada hari atau bulan tertentu manusia memberi makan para hantu lapar (hungry ghost) untuk memperdamaikan mereka dengan manusia yang masih hidup. Pemberian makan atau dupa kepada para hantu ini merupakan bagian ritual penyembahan agama tertentu. Di Singapura kegiatan memberi makan para hantu lapar ini sering terjadi sekitar bulan July-Agustus setiap tahunnya. Berbagai kegiatan ritual agama dilakukan pada bulan-bulan itu. Bagi mereka “hantu” bisa saja menjadi jahat dan menjadi musuh yang mengganggu dan melukai manusia.
Yang menjadi pertanyaan penting untuk diketahui, Apa sebenarnya hantu itu? Apa hantu benar-benar ada? Apa hantu bisa mengganggu manusia yang masih hidup? Di sini saya tidak akan membicarakan tentang ceritera dan dongeng tentang “hantu” yang tersebar luas di berbagai lapisan masyarakat. Membicarakan ceritera dan dongeng tentang hantu tidak akan pernah ada akhir karena masing-masing kelompok masyarakat akan mempertahankan sudut pandangnya tentang eksistensi “hantu.” Yang ingin dibahas di sini, apa sesungguhnya yang dikatakan Alkitab tentang “hantu”? Apakah hantu benar-benar ada? Apakah “hantu” bisa melukai manusia?
Apa Sebenarnya “Hantu” Itu?
Kamus Reader’s Digest Universal Dictionary mendefinisikan bahwa hantu adalah “roh dari seseorang yang sudah meninggal, yang dimaksudkan untuk menghantui orang-orang yang masih hidup di tempat asalnya.” Dari definisi ini timbul pertanyaan penting yang harus perlu dijawab, “Apakah hantu benar-benar roh orang yang sudah meninggal?” “Dapatkah roh-roh orang yang sudah mati datang kembali untuk berkomunikasi atau menakut-nakuti orang-orang yang masih hidup?” “Apakah sungguh-sungguh ada yang namanya rumah berhantu?”
Definisi “hantu” yang diberikan di atas merupakan definisi yang merangkup eksistensi “hantu” sesuai dengan ceritera dan dogeng yang disampaikan berbagai masyarakat di belahan dunia ini. Namun definisi itu tidak mencerminkan apa yang disampaikan Alkitab tentang “hantu” atau istilah lain yang lebih sering dikenal dengan “roh-roh jahat.” Sudut pandang dan penjelasan ilmuan dunia tentang hantu sangat berbeda dengan apa yang disampaikan Alkitab tentang “hantu.” Apapun yang disampaikan manusia tentang “hantu” tidak bisa mempengaruhi ajaran Alkitab. Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya orang yang mengklaim sebagai umat Kristen memiliki pemahaman sesuai dengan apa yang diuraikan Alkitab dan tidak mengadopsi pandangan yang sama sekali tidak mencerminkan apa yang diajarkan Tuhan dalam FirmanNya.
Oleh karaena itu, pembelajaran Firman Tuhan secara seksama sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pemahaman baik tentang eksistensi “hantu.”
“Hantu” Bukanlah Roh Manusia
Menurut Alkitab Bahasa Indonesia, kata “hantu” ditemukan sebanyak 13 kali, 8 kali berbicara tentang burung hantu (Imamat 11:16, 17, 18; 14:15, 16; Yesaya 34:11, 1 kali berbicara tentang hantu malam (Yesaya 34:14), dan 4 kali berbicara tentang roh atau orang beranggapan itu roh (Matius 14:26; Markus 6:49; Lukas 24:37, 39). Untuk lebih jelasnya saya melampirkan ayat-ayat tersebut di bawah ini:
Burung hantu –
Imamat 11:16-18 “16Burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya; 17burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar; 18burung hantu putih, burung undan, burung erring.”
Imamat 14:15-16 “15Imam harus mengambil sedikit dari minyak yang satu log itu dan menuangnya ke telapak tangan kiri imam sendiri; 16ia harus mencelupkan jari kanannya ke dalam minyak yang di telapak tangan kirinya itu dan sedikit dari minyak itu haruslah dipercikkannya dengan jarinya tujuh kali di hadapan TUHAN.”
Yesaya 34:11 “Burung undan dan landak akan mendudukinya, burung hantu dan burung gagak akan tinggal di dalamnya. TUHAN menjadikannya campur baur dan kosong tepat menurut rencana-Nya.”
Hantu malam –
Yesaya 34:14 “Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.”
Hantu sebagai roh –
Matius 14:26 “Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!,” lalu berteriak-teriak karena takut.”
Markus 6:49 “Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak.”
Lukas 24:37 “Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.”
Markus 24:39 “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Yang menjadi perhatian khusus adalah ketiga Injil yaitu Matius, Markus dan Lukas karena dalam kitab-kitab ini kata “hantu” dicatat sebagai roh. Apakah “roh” di sini merupakan roh orang mati? Mari kita mempelajari ayat-ayat tersebut.
Pertama, dalam Matius 14:26 dicatat demikian, “Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!,” lalu berteriak-teriak karena takut.” Kata Yunani untuk kata “hantu” di sini adalah kata “phantasma” dimana kata “phantom” (hantu) dalam bahasa Inggris berasal dari kata ini.
Ayat ini merupakan bagian dari mujizat Tuhan Yesus ketika Ia berjalan di atas air. Murid-murid Yesus beranggapan bahwa mereka telah melihat “hantu.” Mungkin hal itu disebabkan karena mereka beranggapan hanya sosok rohlah yang bisa berjalan di atas air dan manusia secara alami tidak bisa berjalan di atas air. Namun Yesus kemudian berbicara dan menyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus. Mereka tidaklah melihat hantu tetapi melihat Manusia Yesus. Tanpa disadari, mereka sesungguhnya sedang melihat kebesaran Kristus. Dengan berjalan di atas air, Yesus menunjukkan Diri sebagai Yang Ilahi dan Mahakuasa. Lalu Matius mencatat, “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Matius 14:26).
Kejadian yang dicatat dalam Markus 4:49 adalah kejadian yang sama seperti dicatat Matius dalam Matius 14:26. Baik Matius dan Markus sama-sama memberitahukan bahwa murid-murid Yesus sangat ketakutan. Mereka berteriak-teriak karena mereka mengira apa yang dilihat adalah hantu.
Kedua, kejadian berikutnya adalah ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya di sebuah ruangan terkunci (tertutup) setelah hari kebangkitanNya. Lukas menuliskan demikian,
“36Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!” 37Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu” (Lukas 24:36-37).
Kata “hantu” di sini adalah kata “pneuma” dalam bahasa Yunani. Kata ini sering menunjuk pada jiwa/roh (soul/spirit) atau bagian manusia yang tidak bisa diraba. Perlu diketahui bahwa manusia hanya terdiri dari dua bagian yaitu tubuh dan roh atau jiwa. Jiwa dan roh adalah dua kata yang menunjuk pada hal yang sama. Dengan memakai kata “pneuma” (roh) dan bukan memakai kata “phantasma” (hantu), Yesus ingin memberitahukan murid-muridNya bahwa Ia bukanlah sosok roh yang tidak memiliki tubuh tetapi Ia memiliki “daging dan tulang.”
Di ayat 39 Yesus menyakinkan murid-muridNya dan berkata, “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (Lukas 24:39). Di sini Yesus ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Ia bukanlah sosok “hantu” tetapi sosok jasmani yang bisa diraba dalam tubuhNya yang dipermuliakan dan dibangkitkan. Tubuh Kristus yang sudah dibangkitkan ini hanya terdiri dari daging dan tulang. dan darah tidak ada di dalam tubuhNya. Tipe tubuh Kristus ini merupakan gambaran tubuh sorgawi yang akan dimiliki umat percaya yang akan dibangkitkan pada hari kebangkitan. Tubuh jasmani manusia seperti yang dimiliki saat ini di bumi merupakan tubuh yang akan binasa dan tidak cocok untuk sorga. Jika pada saat kedatangan Kristus nantinya, umat percaya yang masih hidup akan mengalami perubahan dan mereka akan diubahkan dalam sekejap mata sehingga mereka memiliki tubuh sorgawi dan menyongsong Yesus di angkasa. Paulus memberitahukan hal itu kepada jemaat Korintus demikian,
“50Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa. 51Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, 52dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. 53Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati” (1 Korintus 15:50-53).
Sekarang pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan, apa yang terjadi pada roh atau jiwa manusia ketika ia mati? Kitab Pengkhotbah memberitahukan jawabannya “Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya” (Pengkhotbah 12:7). Ayat ini dengan jelas memberitahukan bahwa tubuh manusia akan kembali kepada tanah tetapi rohnya akan kembali kepada Tuhan karena Tuhanlah yang memberikan roh itu. Di sisi lain ayat ini juga menjelaskan bahwa manusia hanya terdiri dari dua bagian yaitu tubuh dan roh. Fakta ini jugalah yang ditegaskan pada saat penciptaan manusia yang dilakukan Allah sendiri. Perhatikan apa yang dicatat dalam kitab Kejadian di bawah ini:
“Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kejadian 2:7).
Dengan jelas diungkapkan Allah membentuk tubuh Adam dari debu tanah dan setelah itu baru kemudian menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya yang menjadi roh Adam sehingga ia menjadi mahluk hidup. Manusia Adam diuraikan sebagai manusia yang memiliki tubuh dan roh. Manusia tidak terdiri dari tiga bagian sebagaimana diklaim banyak orang. Mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan jiwa manusia? Pengkhotbah 12:7 hanya mengungkapkan bahwa manusia hanya terdiri dari dua bagian. Meskipun ada istilah roh dan jiwa ditemukan dalam Alkitab seakan-akan menggambarkan keduanya berbeda satu dengan lainnya, namun fakta sesungguhnya roh dan jiwa adalah dua istilah yang menunjukk pada hal yang sama (ref. 1 Tesalonika 5:23). Keduanya adalah istilah yang saling bergantian. Ketika seorang percaya menghembuskan nafas terakhirnya (mati), maka tubuhnya dikuburkan ke dalam tanah dan rohnya kembali kepada Tuhan. Roh umat percaya segera naik ke sorga. Paulus memberitahukan demikian, “Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2 Korintus 5:8). Paulus dengan yakin menyampaikan bahwa jikalau ia mati (beralih dari tubuh ini) ia akan menetap dengan Tuhan (rohnya naik ke sorga).
Lalu bagaimana dengan mereka yang mati tanpa Kristus? Dengan cara yang sama, tubuh mereka akan dikuburkan tetapi roh mereka akan segera masuk ke dalam neraka. Yesus sendiri memberitahukan cerita orang kaya dan Lazarus dalam Lukas 16:19-31. (Banyak teolog dan penafsir beranggapan bahwa apa yang dicatat dalam perikope ini merupakan perumpamaan tetapi jikalau membandingkan semua perumpamaan yang disampaikan Yesus, kejadian ini tidak mirip dengan perumpamaan karena dalam Lukas 16 diberitahukan nama-nama orang yang sesungguhnya, seperti Abraham dan Lazarus. Perumpamaan biasanya tidak mencantumkan nama orang. Hanya satu nama yang tidak diberitahukan dalam perokope ini yaitu nama orang kaya itu. Saya sendiri lebih mempercayai bahwa ini kisah nyata yang mana hanya Yesus sendiri mengetahui kejadian ini). Untuk lebih jelasnnya saya lampirkan perikop itu di bawah ini:
“19Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati” (Lukas 16:18-31).
Yang perlu diperhatikan di sini bahwa Lazarus, pengemis itu mati dan pergi langsung ke sorga, sementara orang kaya itu, orang yang tidak percaya, ketika mati ia langsung masuk ke neraka. Ini memberitahukan bahwa mereka yang mati tanpa Kristus secara roh mereka masuk ke dalam neraka. Meskipun tubuh mereka masih ada di dalam kubur tetapi roh mereka menderita di neraka. Ayat 22-23 memberitahukannya demikian,
“22Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya” (Lukas 16:22-23).
Ayat-ayat ini menyampaikan bahwa orang mati tidak menjadi roh yang mengembara kemana-mana tanpa memiliki ketentangan dan menjadi roh-roh yang kelaparan mengembara di bumi sebagai hantu-hantu yang menakut-nakuti dan mengganggu manusia. Ketika kematian terjadi, roh orang yang mati di dalam Kristus akan segera naik ke sorga dan roh orang yang mati tanpa Kristus akan segera masuk ke dalam neraka. Roh orang mati yang ada di neraka tidak bisa berkeluyuran kemana-mana karena ia dikurung di dalam lautan api. Ia tidak bisa keluar masuk neraka. Fakta ini dengan jelas diutarakan oleh orang kaya yang ada di neraka itu seperti dicatat dalam Lukas 16:24-26:
24Lalu ia [orang kaya itu] berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.”
Orang kaya itu tidak bisa meninggalkan neraka. Ia mengalami siksaan dalam nyala api. Ia tidak bisa berkeluyuran menghantui atau menakut-nakuti orang-orang hidup. Fakta ini sungguh bertentangan dengan apa yang biasa disampaikan banyak orang sebagai ceritera dogeng atau ceritera turun-temurun bahwa roh-roh orang mati mengembara kemana-mana dan menakut-nakuti orang hidup. Alkitab dengan tegas di sini memberitahukan bahwa roh orang mati tanpa Kristus ada di dalam neraka.
Bagaimana dengan roh orang mati di dalam Kristus, apakah bisa mengganggu dan menakut-nakuti orang hidup? Jika roh orang mati di dalam Kristus ada di sorga maka ia tidak bisa meninggalkan sorga dan kembali ke bumi. Cerita-cerita tentang hantu yang tersebar di masyarakat bertentangan dengan apa yang diajarkan Alkitab tentang roh-roh orang mati. Roh orang mati tanpa Kristus akan tetap ada di dalam neraka, dan roh orang mati di dalam Kristus juga akan tetap ada di sorga hinga pada hari yang ditetapkan Tuhan yaitu hari kebangkitan.
Apa yang akan terjadi pada hari kebangkitan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, alangkah baiknya diketahui terlebih dahulu bahwa Alkitab mencatat bahwa ada dua kebangkitan yang terjadi di masa yang akan datang. Kebangkitan yang pertama adalah kebangkitan orang-orang yang mati di dalam Kristus dan kebangkitan yang kedua adalah kebangkitan orang-orang mati tanpa Kristus. Pada saat kebangkitan terjadi, roh orang yang mati di dalam Kristus akan dipersatukan kembali dengan tubuhnya menjadi tubuh sorgawi, tubuh yang layak masuk ke sorga. Demikian juga roh orang yang mati tanpa Kristus, rohnya juga akan dipersatukan kembali dengan tubuhnya. Namun tubuhnya bukanlah tubuh sorgawi tetapi tubuh seperti yang dimiliki sebelum ia mati. Dengan tubuh yang dibangkitkan itu ia akan dihukum dan di masukkan ke dalam lautan api (neraka) pada hari penghakiman.
Yesus sendiri memberitahukan dalam Yohanes 5:25-29 demikian,
“28Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.”
Frasa “mereka yang telah berbuat baik” dalam ayat 29 tidak berarti bahwa keselamatan dan hidup kekal diperoleh dengan melakukan perbuatan baik. Berbuat baik di sini merujuk pada perbuatan baik karena ia percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Hal itu telah disampaikan dan dicatat Yohanes demikian,
“Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:15).
“Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah” (Yohanes 3:18).
“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13).
Firman Tuhan menegaskan hanya mereka yang percaya kepada Yesus Kristus yang akan memperoleh hidup kekal dan mewarisi sorga. Mereka inilah yang akan dibangkit pada hari kebangkitan pertama yang akan memiliki tubuh sorga. Paulus memakai fakta kebangkitan ini sebagai alat penghiburan bagi jemaat Tesalonika agar mereka saling menghibur karena kepercayaan mereka kepada Kristus tidak akan sia-sia sekalipun mereka sudah meninggal (mati).
“13Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. 14Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. 15Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. 16Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; 17sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 18Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tesalonika 4:13-18).
Sekali lagi perikop di atas mempertegas bahwa pada hari kebangkitan jiwa atau roh orang-orang mati akan disatukan kembali dengan tubuhnya yang dibangkitkan. Bagi umat percaya yang dibangkitkan akan tinggal di Yerusalem Baru dan menerima upah karena pelayanannya kepada Kristus (2 Korintus 5:8-10, Wahyu 20:6).
“8Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. 9Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. 10Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:8-10).
“Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya” (Wahyu 20:6).
Sementara umat yang tidak percaya yang dibangkitkan pada kebangkitan kedua akan berdiri di hadapan pengadilan takhta putih yang besar untuk diadili karena dosa-dosanya. Mereka dengan tubuh dan roh (jiwa)nya yang dipersatukan kembali akan dilemparkan ke Lautan Api untuk selama-lamanya. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk bertobat lagi karena kesempatan itu hanya dimiliki ketika mereka masih hidup di dunia ini (Ibrani 9:27).
“11Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. 12Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. 13Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 14Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api” (Wahyu 20:11-14).
Apa yang bisa dipahami dari ayat-ayat di atas? Dengan tegas diberitahukan bahwa roh orang mati tidak pernah menjadi hantu yang berkeluyuran dan mengembara tanpa ketenangan dan mengganggu serta menakut-nakuti manusia yang masih hidup. Roh-roh orang mati tanpa Kristus terkurung di dalam neraka, sementara roh-roh orang mati di dalam Kristus berada di sorga menunggu hari kembangkitan tubuhnya kembali.
“Hantu” Adalah Roh-Roh Jahat (Demonic spirits)
Hal yang menjadi pertimbangan di sini adalah, jikalau hantu bukanlah jiwa atau roh orang-orang yang sudah meninggal datang kembali menakuti-nakuti orang-orang hidup, lalu apakah yang dilihat orang-orang yang mengklaim melihat sosok orang-orang tertentu yang sudah meninggal? Bagaimana menjelaskan tentang penglihatan hantu yang berkeliaran menakut-nakuti orang-orang hidup? Bagaimana pula dengan kejadian-kejadian yang terlihat di “rumah-rumah hantu”?
Saya tidak menyangkal ada kejadian-kejadian aneh yang pernah dilihat oleh manusia di berbagai belahan dunia ini. Bisa saja mereka melihat sosok-sosok manusia yang sudah mati atau melihat sosok anggota keluarga mereka yang sudah mati. Tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah sosok tersebut bisa dibuktikan sebagai roh orang yang sudah mati itu? Apakah bisa dipastikan bahwa yang dilihat itu adalah anggota keluarganya yang sudah mati? Satu hal yang perlu diingat bahwa Alkitab dengan tegas menyatakan roh-roh orang mati tidak berkeliaran untuk menghantui orang-orang hidup. Bagi kebanyakan orang khususnya mereka yang tidak mempercayai Alkitab mereka akan ngotot mengklaim bahwa hantu-hantu adalah roh-roh orang-orang yang sudah mati yang datang kembali untuk mengganggu dan menakut-nakuti orang hidup. Apapun yang akan disampaikan kepada kelompok orang sedemikian tidak akan pernah mengubah pendapat dan cara pandang mereka. Mereka justru akan terus mengklaim bahwa sosok orang yang dilihat itu bisa berbicara kepada manusia dan menyampaikan pesan khusus.
Bisakah roh-roh mereka yang sudah mati datang kembali untuk menakut-nakuti atau berbicara kepada mereka yang masih hidup? Jawabannya pasti tidak. Jikalau bukan roh-roh orang mati yang datang dan berbicara kepada manusia, lalu siapakah mereka sesungguhnya? Inilah yang perlu ditelusuri dan dipelajari di sini.
Alkitab memberitahukan bahwa di dunia ini ada yang namanya Setan atau Iblis yang memiliki banyak pengikut yang dikenal dengan roh-roh jahat (demons). Mereka ini memiliki kehebatan dan kemampuan luar biasa dalam melanjarkan rencananya. Mereka memiliki kemampuan untuk merasuki manusia dan mempengaruhi pikiran manusia. Tuhan Yesus sendiri dicatat dalam Injil bahwa Ia beberapa kali mengusir roh-roh jahat yang merasuki manusia. Ini membuktikan bahwa roh-roh jahat bisa mengganggu dan menakut-nakuti manusia yang masih hidup.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan dengan tegas melarang umat Israel untuk berkonsultasi atau berbicara dengan roh-roh jahat. Tuhan melalui nabiNya, Musa mencatat dalam Imamat 20:6 demikian,
“Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.”
Ulangan 18:10-11 juga memperingatkan hal yang sama,
“10Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, 11seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.”
Kedua perikop di atas memberitahukan bahwa para peramallah yang mencoba berkomunikasi dengan orang-orang mati. Tentu orang-orang mati tidak akan menyampaikan apapun kepada mereka. Lalu bagaimana dengan para peramal nasib dan tukang sihir yang sepertinya berkomunikasi nyata dengan roh-roh orang mati? Saya harus memberitahukan bahwa mereka tidak berkomunikasi dengan roh-roh orang mati karena roh mereka ada di sorga bagi mereka yang mati di dalam Kristus dan di neraka bagi mereka yang mati tanpa Kristus. Roh-roh yang berkomunikasi dengan para peramal dan tukang sihir adalah roh-roh jahat (demons, evil spirits) yang mengelabui manusia dan mengimpersonalisasi orang-orang tertentu sehingga kedengarannya roh-roh yang berbicara itu adalah roh-roh orang-orang mati.
Roh-roh jahat bekerja untuk menak-nakuti manusia yang masih hidup dengan mengambil wujud atau menyerupai orang-orang yang sudah mati. Sosok manusia yang sudah mati yang dilihat oleh manusia biasa ataupun peramal bukanlah roh orang mati tetapi roh jahat yang mengambil wujud seberi manusia yang sudah mati itu dengan maksud untuk mengganggu dan menghantui manusia. Itu merupakan pekerjaan roh-roh jahat. Itulah sebabnya umat percaya dilarang berkomunikasi dengan roh-roh orang mati karena dibalik praktek sedemikian ada roh-roh jahat dan Setan yang mencoba mengelabui manusia.
Umat Tuhan harus menjauhkan diri dari peramal-peramal nasib. Roh-roh jahat bekerja melalui orang-orang seperti itu karena mereka mempelajari hal-hal gaib dan mempraktekkan sihir. Umat Kristen tidak diperbolehkan berhubungan dengan roh-roh jahat sekalipun mereka sepertinya bisa berbicara dan menyampaikan pesan tertentu. Jika anggota keluarganya mati di dalam Kristus, ingatlah selalu bahwa ia ada di sorga dan tidak akan datang menjenguk anggota keluarganya yang masih hidup. Demikian juga anggota keluarga yang mati tanpa Kristus, ia tidak mungkin datang kembali karena ia ada di neraka. Mereka tidak bisa membantu orang hidup untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jika ada orang berkeras ingin melakukan hal itu, maka ia akan mendapatkan pesan bukan dari anggota kelaurganya yang sudah mati tetapi dari Setan dan roh-roh jahat. Ia akan diperdaya dan diperalat roh-roh jahat. Berhati-hatilah engkau, hai orang-orang percaya!
Siapapun yang ingin mengetahui kehendak Allah untuk hidupnya, dan ingin mengetahui apa yang disedikan Tuhan baginya di masa yang akan datang, ia harus datang kepada nubuat Allah, yaitu Firman Tuhan,
“Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu” (2 Petrus 1:19).
Itulah Firman Tuhan yang diilhamkan dan dipelihara Tuhan. Firman Tuhan menyatakan kehendak Tuhan bagi manusia dan masa depan dunia ini. Jadi hantu bukanlah roh-roh orang mati yang datang kembali berkeluyuran dimana-mana, tetapi mereka adalah roh-roh jahat (demons) yang datang untuk menipu manusia dan menghancurkan hidup mereka. Alkitab menguraikannya sebagai “roh-roh jahat (unclean spirits). Perhatikan ayat-ayat di bawah ini,
“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan” (Matius 10:1).
“Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan” (Kisah 5:16).
“Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak” (Wahyu 16:13).
Semua yang diuraikan di atas adalah roh-roh jahat karena mereka jahat, berdosa dan tidak kudus. Roh-roh jahat ini bisa menguasai suatu tempat atau tubuh manusia. Perhatikan apa yang dicatat dalam ayat-ayat berikut:
“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya” (Matius 12:43).
“8Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” 9Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” 10Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 11Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 12lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” 13Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya” (Markus 5:8-13).
Ayat-ayat di atas juga menjelasankan tentang rumah-rumah hantu dan orang-orang yang dirasuki roh-roh jahat.
Dapatkah Orang Kristen Dirasuki Roh Jahat?
Ini merupakan isu kontroversi karena sekarang ini ada banyak teolog dan umat Kristen mempercayai bahwa orang-orang Kristen bisa dirasuki roh-roh jahat. Perumpamaan yang disampaikan Yesus tentang roh-roh jahat yang masuk kembali ke dalam diri seseorang sering dijadikan sebagai dasar pembenaran bahwa roh-roh jahat bisa merasuki orang-orang percaya yang sudah disucikan oleh darah Kristus. Cobalah perhatikan ayat-ayat berikut,
43“Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. 44Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapi teratur. 45Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini: (Matius 12:43-45; lihat juga Lukas 11:24-26).
Jikalau memperlajari dengan seksama ayat-ayat di atas, Yesus tidak memberitahukan bahwa orang yang disebut di ayat 43 adalah seorang percaya. Yesus hanya memberitahukan bahwa roh jahat yang sudah keluar dari manusia itu datang kembali dan merasuki orang itu serta mengajak tujuh roh lain yang lebih hebat dari padanya. Roh jahat datang dan pergi sering kali terjadi pada orang yang dirasuki roh-roh jahat. Namun apakah orang yang dimaksud di sini gambaran umat percaya atau umat Kristen? Tentu tidak! Umat percaya berbeda dengan umat yang tidak percaya. Umat percaya adalah orang-orang percaya kepada Kristus yang didiami oknum ketiga Tritunggal Allah – Roh Kudus. Semua yang telah percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (lahir baru) memiliki Roh Allah berdiam di dalam dirinya. Paulus dengan tegas memberitahukan hal itu,
“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9).
Fakta inilah yang membedakan seorang percaya dengan orang yang tidak percaya. Kehadiran Roh Kudus berdiam di dalam diri seorang percaya menjadi kunci penting yang membuktikan bahwa orang itu adalah milik Kristus. Paulus menegaskan hal itu kepada jemaat Korintus dengan berkata demikian,
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19).
Jadi jikalau orang percaya adalah milik Kristus dan didiami oleh Roh Kudus maka Setan atau Iblis dan roh-roh jahat (demons) tidak bisa menguasainya. Roh Kudus yang berkuasa sedang berdiam di dalam hati orang percaya. Roh-roh jahat tidak bisa masuk untuk mengambil alih diri orang itu. Roh-roh jahat tidak bisa merasuki diri pengikut Kristus sejati. Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 4:4 memberikan jaminan kepada semua orang percaya,
“Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”
Oleh karena itu, janganlah takut kepada Iblis dan roh-roh jahat. Mereka tidak bisa mengganggumu karena engkau adalah anak-anak Allah. Mereka akan mencoba mengganggumu untuk melakukan kejahatan, tetapi engkau bisa mengalahkan mereka dengan mudah.
Bagaimanakah umat percaya bisa mengalahkan Iblis dan roh-roh jahat? Yakobus memberitahukan cara yang tepat, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7). Inilah jalan satu-satunya bagi setiap orang percaya untuk mengalahkan kuasa Iblis dan untuk memiliki kemenangan terhadap musuh-musuh jasmani dan rohani.
Umat Allah memiliki Kristus – Terang dunia – di dalam hidup mereka. Yesus memberitahukan dalam Yohanes 8:12,
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Apakah engkau takut akan kegelapan? Apakah engkau takut mati? Percayalah pada Yesus Kristus dan engkau bukan hanya memiliki terang sempurna dan berkuasa, Allah akan menjauhkan segala kegelapan dan engkau juga akan memiliki hidup yang berkelimpahan dan kekal yang tidak akan pernah berakhir.
Pertanyaan penting yang sering membingungkan umat Kristen adalah, bagaimana dengan mereka yang mengaku sebagai pengikut Kristus tetapi masih dirasuki roh-roh jahat? Inilah yang perlu diketahui orang-orang percaya bahwa tidak semua orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus sugguh-sungguh memiliki Kristus di dalam hati mereka. Ada banyak orang mengklaim mempercayai Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi jikalau dalam hidupnya sehari-hari tidak mencerminkan kehidupan seorang percaya dan tidak menaati perintah Kristus dan FirmanNya, itu menandakan bahwa ia bukanlah orang percaya.
Ada banyak orang di dalam gereja, datang beribadah dan memberi persembahan serta turut melakukan berbagai pelayanan di gereja tetapi mereka bukanlah orang percaya. Mereka menipu diri mereka sendiri karena mereka merasa sebagai orang percaya tetapi sesungguhnya jauh di dalam hati mereka yang paling mereka tahu bahwa mereka mengingkari Kristus dan dengan sengaja tidak mau menaati Firman Tuhan. Mereka melakukan hal-hal jahat dan bertentangan dengan Firman Tuhan.
Ingatlah selalu, tidak semua orang yang datang ke gereja dan mengaku sebagai orang Kristus adalah sungguh-sungguh milik Kristus dan anak-anak Allah. Hanya mereka yang dengan dedikasi dan komitmen mencintai Tuhan dan FirmanNya itulah orang-orang percaya di dalam Kristus. Sisanya adalah orang-orang yang berpura-pura sebagai orang percaya tetapi Kristus akan berkata kepada mereka, “Aku tidak mengenal engkau.”
Orang-orang yang berpura-pura sebagai orang-orang percaya tentu tidak memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Mereka inilah nantinya orang-orang yang bisa dirasuki roh-roh jahat. Mereka ini jugalah yang membingungkan orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan Alkitab dan berkata “mereka adalah orang-orang Kristen yang rajin ke gereja tetapi mereka juga dirasuki roh-roh jahat.” Lalu mereka menyimpulkan bahwa orang-orang percaya juga dirasuki roh-roh jahat. Namun Alkitab dengan tegas menentang kesimpulan itu karena orang-orang percaya memiliki Roh yang lebih hebat dan berkuasa berdiam di dalam dirinya sehingga roh-roh jahat tidak bisa masuk ke dalam diri orang percaya dan merasukinya.